Oleh : Triyani Setya Dewi (23070150037)
Saat ini sebagian
besar pendidik mengatur pola pikir tentang bagaimana agar dalam proses pembelajaran
matematika itu bisa peserta didik bisa aktif sehingga muncul yang namanya, pendekatan
saintifik atau disebut juga dengan pendekatan ilmiah merupakan metode yang
kerap digunakan atau diterapkan pada kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Meskipun
dalam penerapannya masih kurang sempurna, dan itu pun masih sekolah yang
tertentu saja yang sudah menerapkan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran, khususnya pada pembelajaran matematika.
Pendekatan saintifik ini mengarah pada langkah
– langkah mengamati, menanaya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan. Selama ini kita tahu bahwa pada kurikulum lama dapat dilihat
bahwa pada proses belajar mngajar siswa dinilai kurang bisa aktif khususnya
dibidang matematika, karena kebanyakan guru yang lebih aktif didepan kelas.
Sehingga pada kurikulum baru yaiu kurikulum 2013 ini diterapkan pendekatan
saintifik yang mungkin tujuannya agar siswa lebih atif dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan disekolah.
Disisi saya
mengambil contoh pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika yaitu
mengenai pola bilangan bulat.
Sebelum dimulai
proses belajar mengajar/ proses pembelajaran seorang guru telah menyiapkan
terlebih dahulu metode/ media pembelajaran matematika yang cocok untuk mengajar
pola bilangan bulat. Sehingga ketika guru masuk dikelas telah siap melakukan
pembelajaran, yang memancing siswa untuk dapat aktif ikut serta yaitu dengan
memberi intruksi agar dapat memberi respon yang diinginkan.
Dengan membagi
siswa menjadi beberapa kelompok misalnya menjadi 4 kelompok kemudian memberi
nama masing masing kelompok dengan A, B, C, dan D. Setelah itu kita bagikan
masing – masing kelompok dengan memberi kertas yang dipotong – potong membentuk
lingkaran – lingkaran atau membentuk segitiga
– segitiga kecil untuk dianalisis
membuat pola bilangan.
Berikut ini contoh
penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika :
1.
Mengamati
Pada saat
dilakukannya proses pengamatan ini mereka akan menyusun kertas yang telah
diberikan oleh guru kepada peserta didik misalnya yang segitiga kecil – kecil
itu sehingga membentuk pola bilangan apa yang bisa dibentuk oleh kertas seitiga
kecil tersebut.
2.
Menanya
Pada tahap ini
masing – masing kelompok salah satu anggotanya akan berpendapat pola bilangan
apa yang terbentuk saat kertas itu ditata sedangkan seorang guru hanya sebagai
fasilitator saja atau hanya mengarahkan peserta didiknya. Sehingga mungkin
diharapkan peserta didik tersebut dapat mengeluarkan pendapatnya sesuai yang
didinginkan. Disini menanyai itu bisa dengan temannya satu kelompok ataupun
sama gurunya.
3.
Mengumpulkan
informasi
Dalam mengumpulkan
informasi disini siswa melakukan diskusi mengenai pola bilangan sehingga
didapat informasi baru dari pendapat – pendapat yang muncul. Misalnya : kertas
tersebut bisa ditata menjadi pola bilangan apa contohnya menjadi pola bilangan
berpangkat.
4.
Mengasosisi
Disini siswa
mungkin diharapkan dapat mengolah informasi yang dihasilkan dari diskusi
kelompok tentang pola bilangan yang menggunakan media kertas digunting tersebut
serta di minta untuk dapat menarik kesimpulan bersama.
5.
Mengkomunikasikan
Dengan mengkomunikasikan
ini maka siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi tentang pola bilangan misal
dalam membentuk guntingan kertas tadi yang berbentuk lingkaran ditata
sedemikian hingga membentuk huruf L dan juga dapat membentuk sudut siku2 , kemudian
dari salah satu kelompok yang telah dibuat tadi diminta mempresentasikan dalam
bentuk lisan ataupun dalam bentuk tertulis misal kelompok A ke depan kelas dan
dilanjutkan kelompok – kelompok berikutnya.
Maka dari itu yang dicontoh diatas
merupakan bagian dari pendekatan saintifik yang saya ambil contoh mengenai pola
bilangan bulat. Begitulah yang dapat saya tangkap sesuai pemahaman saya mengenai
pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika sehinga dalam contoh diatas
siswa dapat membentuk pola dalam kumpulan bangun datar serta dapat menarik
kesimpulan.
Sesuai dengan tahapan – tahapan yang
ada tahapan itu baik dilakukan sesuai prosedur dalam proses pembelajaran, akan
tetapi apabila tidak sesuai dengan prosedur juga diperbolehkan. Misalkan mau
mengumpulkan informasi terlebih dahulu baru menanya itu juga masih dapat
diterima. Akan tetapi akan lebih baik kalau sesuai dengan prosedur.
Pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode saintifik akan memacu siswa dalam berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran karena tidak hanya seorang guru yang berbicara namun siswa juga
mengapresiasi pendapatnya. Serta disini guru sebagai fasilitator untuk membimbing
agar timbul logika siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran
matematika.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika ini baik untuk diterapkan
dalam pembelajaran disekolah karena dapat menciptakan kaktifan peserta didik
dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.